BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Pengertian
berpikir deduktif
Berpikir adalah
berbicara dengan diri sendiri mempertimbangkan, menganalisa dan membuktikan,
bertanya mengapa dan untuk apa sesuatu terjadi. Orang yang berbahagia dan
tenteram hidupnya ialah orang yang memikirkan setiap langkahnya secara akal
sehat dan tepat. Beberapa ahli menyebut cara berpikir dengan istilah top-down
(pendekatan induktif) dan bottom-up (pendekatan deduktif). Kedua cara berpikir
tersebut diimplementasikan dalam pengembangan ilmu yang berbeda. Pengetahuan
yang dipergunakan dalam penalaran pada dasarnya bersumber pada rasio atau
fakta. Mereka yang berpendapat bahwa rasio adalah sumber kebenaran
mengembangkan paham rasionalisme, sedangkan mereka yang menyatakan bahwa fakta
yang tertangkap lewat pengalaman manusia merupakan sumber kebenaran
mengembangkan paham empirisme. Pada makalah ini akan dibahas peranan berfikir
deduktif dan induktif terhadap ilmu pengetahuan dan matematika.
BAB II
Pembahasan
Berikut ini
beberapa pendapat mengenai pengertian deduktif :
1) Menurut Jujun
S Suriasumantri
Deduksi adalah
cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang
bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan
pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah
pernyataan dan sebuah kesimpulan.
2) Menurut
Wikipedia
Metode berpikir
deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
3) Menurut
Diktat Universitas Sumatera Utara
Deduksi
merupakan proses pengambilan kesimpulan sebagai akibat dari alasan-alasan yang
diajukan berdasarkan hasil analisis data.
4) Menurut
Santoso
Penalaran
deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang
kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan
atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian
deduktif adalah pengambilan kesimpulan untuk suatu atau beberapa kasus khusus
yang didasarkan kepada suatu fakta umum. Metode ini diawali dari pebentukan
teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan
kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep
dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di
lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori
merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Macam-Macam Silogisme di dalam Penalaran Deduktif:
Di dalam penalaran deduktif terdapat entimen macam
silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme
alternatif dan silogisme entimen.
1. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi
premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam
kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam
kesimpulan disebut premis minor.
Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi,
yaitu:
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus remis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek
simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Contoh:
Contoh silogisme Kategorial:
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Badu adalah mahasiswa
K : Badu lulusan SLTA
2. Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang
berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya
membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak
anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Mn : Air tidak ada.
K : Jadi, Manusia akan kehausan.
3. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa
proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya
membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang
lain.
Contoh
My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Mn : Nenek Sumi berada di Bandung.
K : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
4. Silogisme Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis
minor dan simpulan.
Contoh:
- Dia menerima hadiah pertama karena dia telah
menang dalam sayembara itu.
- Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu
Anda berhak menerima hadiahnya. namun silogisme kategorial dapat dibedakan
menjadi dua saja, yaitu silogisme kategorial dan silogisme tersusun. Dimana
silogisme tersusun terbagi lagi menjadi tiga kategorial yaitu:
a. Epikherema
Epikherema adalah jabaran dari silogisme kategorial
yang diperluas dengan jalan memperluas salah satu premisnya atau keduanya. Cara
yang biasa digunakan adalah dengan menambahkan keterangan sebab: penjelasan
sebab terjadinya, keterangan waktu, maupun poembuktian keberadaannya.
Contoh:
Semua pahlawan bersifat mulia sebab mereka selalu
memperjuangkan hak miliki bersama dengan menomorduakan kepentingan pribadinya.
Sultan Mahmud Badaruddin adalah pahlawan. Jadi, Sultan Mahmud Badaruddin itu
mulia.
b. Entimem
Silogisme ini merupakan jenis silogisme yang sama
dengan pada penjelasan di atas.
c. Sorites.
Silogisme tipe ini sangat cocok untuk bentuk-bentuk
tulisan atau pembicaraan yang bernuansa persuasif. Silogisme tipe ini didukung
oleh lebih dari tiga premis, bergantung pada topik yang dikemukakan serta arah
pembahasan yang dihubung-hubungkan demikian rupa sehingga predikat premis
pertama menjadi subyek premis kedua, predikat premis kedua menjadi subyek pada
premis ketiga, predikat premis kedua menjadi subyek pada premis keempat, dan
seterusnya, hingga akhirnya sampailah pada kesimpulan yang diambil dari subyek
premis pertama dan predikat premis terakhir.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Jadi apa yang dimasksud penalaran adalah merupakan
suatu corak atau cara seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan
sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan dikemukakannya kepada orang
lain.
Dimana penalaran dibagi dua macam yaitu penalaran
induktif dan deduktif. Kedua jenis penalaran tersebut mempunyai maksud dan
Silogisme yang berbeda. penalaran deduktif adalah proses penyimpulan
pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal.sedangkan
penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa
prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat
khusus.
SOAL
1. Silogisme disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan adalah
a. kategorial
b. hipotesis
c. alternatif
d. mutualisme
2. Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi adalah
a. alternatif
b. mutualisme
c. hipotesis
d. kategorial
3. Macam-Macam Silogisme di dalam Penalaran Deduktif, kecuali :
a. kategorial
b. hipotesis
c. alternatif
d. mutualisme
4. Jabaran dari silogisme kategorial yang diperluas dengan jalan memperluas salah satu premisnya atau keduanya jabaran dari silogisme kategorial yang diperluas dengan jalan memperluas salah satu premisnya atau keduanya disebut
a. ephikerema
b. entimen
c. sorites
d. alternatif
5. Silogisme tipe ini sangat cocok untuk bentuk-bentuk tulisan atau pembicaraan yang bernuansa persuasif disebut
a. persuasif
b. sorites
c. entimen
d. alternatif
SOAL
1. Silogisme disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan adalah
a. kategorial
b. hipotesis
c. alternatif
d. mutualisme
2. Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi adalah
a. alternatif
b. mutualisme
c. hipotesis
d. kategorial
3. Macam-Macam Silogisme di dalam Penalaran Deduktif, kecuali :
a. kategorial
b. hipotesis
c. alternatif
d. mutualisme
4. Jabaran dari silogisme kategorial yang diperluas dengan jalan memperluas salah satu premisnya atau keduanya jabaran dari silogisme kategorial yang diperluas dengan jalan memperluas salah satu premisnya atau keduanya disebut
a. ephikerema
b. entimen
c. sorites
d. alternatif
5. Silogisme tipe ini sangat cocok untuk bentuk-bentuk tulisan atau pembicaraan yang bernuansa persuasif disebut
a. persuasif
b. sorites
c. entimen
d. alternatif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar