Macam-macam Laporan
Macam-macam
laporan menurut bentuknya:
- laporan berbentuk
formulir
- laporan
berbentuk surat
- laporan
berbentuk memorandum (memo)
- laporan
berbentuk naskah
- laporan
berbentuk buku
Ciriciri Laporan
a. Ringkas.
Dalam
laporan yang ditulis hanya mengemukakan hal-hal pokok secara ringkas yang
berhubungan dengan tugasnya sehingga penerima laporan segera mengetahui
permasalahannya.
b. Lengkap.
Laporan
dapat semakin sempurna jika dilengkapi dengan bibliografi atau sumber
kepustakaan.
c. Logis.
Laporan
dianggap logis jika keterangan yang dikemukakannya dapat ditelusuri
alasan-alasannya yang masuk akal.
d. Sistematis.
Laporan
dianggap sistematik jika keterangan yamg tulisannya disusun dalam satuan-satuan
yang berurutan dan saling berhubungan.
persyaratan bagi pembuat laporan
Mukayat
Brotowidjojo mengemukakan juga persyaratan bagi pembuat laporan ilmiah itu yang
menurutnya sama seperti bagi penulis karya tulis ilmiah lainnya, yaitu sebagai
berikut.
Memiliki
pengetahuan tangan pertama tentang hal yang dilaporkan. Sering kali pengetahuan
tangan pertama itu perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan pengalaman orang
lain.
Memiliki
sifat tekun dan teliti. Laporan yang baik tidak meninggalkan pertanyaan tak
terjawab bagi pembacanya. Semua kesimpulan yang dapat ditarik dan
pernyataan-pernyataan umum harus dibuat secara tepat. Bila ada hal-hal yang tak
lengkap, ia harus menyebutkan kekurangan-kekurangan itu dan apa sebabnya. Semua
fakta harus dicocokkan ulang. Satu kali saja pembaca laporan menemukan
pernyataan salah, ia akan meragukan isi seluruh laporan. Pernyataan yang
meragukan lebih baik dibuang saja, atau dijelaskan bahwa meragukan. Data yang
meyakinkan tidak boleh dibuang.
Bersifat
objektif. Pernyataan yang dibuat harus menurut kenyataan; kesimpulan dan
rekomendasi dibenarkan oleh kenyataan, walaupun konklusi dan rekomendasi itu
berlawanan dengan yang diharapkan, bahkan dapat berakibat merugikan bagi
dirinya sendiri. Pembuat laporan itu seperti sebuah ‘mesin pemikir’, yaitu
bekerja tanpa nafsu dan prasangka yang dapat mengelirukan pengertiannya atau
pernyataannya tentang fakta.
Kemampuan untuk
menganalisis dan menyamaratakan. Laporan itu adalah sebuah analisis. Pembuat
laporan membagi-bagi subjek, memperlihatkan bagian-bagian yang berbeda, dan
menunjukkan kaitannya satu dengan yang lain. Berdasarkan uraian itulah dengan
cara induktif ia sampai kepada kesimpulan. Pelapor tidak boleh membuat kesamarataan berdasarkan beberapa data saja,
atau membuang data yang ia anggap tidak mendukung konklusi yang diharapkannya,
padahal data itu tidak meragukan.
Kemampuan
mengatur fakta secara sistematis. Penyajian laporan itu tidak harus diatur
sistematis, mantik, supaya pembacanya tidak meragukan tentang suatu perencanaan
dan penalarannya.
Pengertian
akan kebutuhan pembaca. Laporan itu disajikan untuk dibaca oleh seseorang atau
beberapa orang (tim) yang spesifik. Apa yang dilaporkan, apa yang dibuang,
istilah apa yang akan dipakai, apa yang dapat dianggap sebagai sudah
semestinya, apa yang memerlukan lukisan dan penjelasan serta bagaimana
menyusunnya, semuanya itu tergantung pembacanya.